1. Hari ini sebelum kamu mengatakan kata-kata yang tidak baik, pikirkan tentang seseorang yang tidak dapat berbicara sama sekali. 2. Sebelum kamu mengeluh tentang rasa dari makananmu, pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan. 3. Sebelum anda mengeluh tidak punya apa-apa, pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta di jalanan. 4. Sebelum kamu mengeluh bahwa kamu buruk, pikirkan tentang seseorang yang berada pada tingkat yang terburuk di dalam hidupnya. 5. Sebelum kamu mengeluh tentang suami atau istrimu, pikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Allah untuk diberikan teman hidup. 6. Hari ini sebelum kamu mengeluh tentang hidupmu, pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat. 7. Sebelum kamu mengeluh tentang anak-anakmu, pikirkan tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tetapi dirinya mandul. 8. Sebelum kamu mengeluh tentang rumahmu yang kotor karena pembantumu tidak mengerjakan tugasnya, pikirkan tentang orang-orang yang tinggal dijalanan. 9. Sebelum kamu mengeluh tentang jauhnya kamu telah menyetir, pikirkan tentang seseorang yang menempuh jarak yang sama dengan berjalan. 10. Dan disaat kamu lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu, pikirkan tentang pengangguran, orang-orang cacat yang berharap mereka mempunyai pekerjaan seperti anda. 11. Sebelum kamu menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain, ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa. 12. Marilah kita mulai menyelaraskan antara pikiran benar, ucapan benar dan perbuatan benar untuk membentuk kebiasaan benar dalam membangun karakter yang benar pula sehingga pada akhirnya kita bisa menuai ‘hasil’ yang baik dan benar pula dalam semua aspek kehidupan kita.
| Senin, 03 November 2008
Perlunya Pembenahan Sistem TI di BPR
13 May 2008 - 16:23
Tahun 2008 dianggap sebagai pijakan awal bagi industri BPR untuk meningkatkan kinerjanya. Sejumlah vendor dan instansi terkait kini gencar menawarkan solusi teknologi informasi (TI). Sejauh mana aplikasi dan peranan teknologi informasi di BPR?

Tak bisa dipungkiri lagi bahwa teknologi informasi (TI) menjadi kunci penting dalam mengembangkan industri BPR. Tanpa adanya dukungan sistem TI yang mumpuni, rasanya sulit bagi BPR untuk berkembang dan maju. Pasalnya, di era globalisasi ini, sistem pelayanan perbankan yang modern dan efisien jelas dibutuhkan.

Boleh jadi, kini, maju tidaknya BPR ditentukan oleh kecanggihan TI-nya. Selain itu, tentu saja dukungan manajemen dan keuangan yang baik. Konon sejumlah BPR-BPR besar di Indonesia telah mengaplikasikan sistem teknologi informasi canggih. Minimal secara sistem sudah online. Dengan sitem jaringan terpasang itu, unit-unit BPR dapat memberikan pelayanan secara prima. Setidaknya dengan sistem online tersebut, urusan pelaporan banking menjadi efisien karena kecepatan pemindahan datanya.

Kemajuan yang diperoleh industri BPR tak lepas dari dukungan TI. Untuk
memacu performanya, sistem pelayanan yang berbasis teknologi informasi perlu diperhatikan. Di industri BPR, sistem online banyak memberikan benefit. Di antaranya adalah mengurangi dan mencegah terjadinya fraud, mengkonsolidasikan data secara cepat dan akurat, adanya peluang memperoleh fee based income, dan dapat melakukan pembinaan UMKM di lingkungan BPR. Dan semua itu hanya bisa dilakukan jika BPR bersangkutan memiliki layanan komunikasi secara online.

Solusi online bergantung pada kebutuhan BPR. Mulai dari kebutuhan
online sebagai pelaporan, transaksi nasabah hingga transaksi yang lebih kompleks sekalipun bisa diatasi dengan sistem online. Dengan begitu, setidaknya industri BPR yang tengah menggeliat harusnya bisa disikapi dengan kemajuan TI sehingga eksistensi BPR juga bisa bersaing dengan bank umum yang telah mengaplikasikan program dan sistem yang canggih.

Kini, sudah saatnya BPR tampil canggih dan modern dari sisi pelayanan.
Maklum, karena tuntutan nasabah BPR sudah begitu medesak. Tak hanya dari sisi pelayanan kredit nasabahnya, tetapi juga dari jumlah kredit yang dikucurkan. Dalam kondisi seperti inilah sebenarnya kantor-kantor BPR membutuhkan sebuah sistem jaringan online. "Jadi kebutuhan
online ini selain untuk melayani nasabah, juga mencegah terjadinya fraud," ujar Gidion Suranta Barus, Manager Product Development Department PT Aplikanusa Lintasarta.

Sebenarnya dengan sistem online itu, banyak manfaat yang bisa diperoleh dan dimanfaatkan BPR untuk melayani nasabahnya. Misalnya, dengan sistem online, pemimpin bank atau lainnya dapat mengetahui catatan keluar masuknya uang di BPR pusat maupun cabang. Dengan begitu, maka informasi adanya selisih dapat diketahui saat itu juga atau real time. Bayangkan jika BPR tersebut belum online, maka cash flow BPR hanya bisa dilihat di kantor setempat.

Dengan sistem jaringan online, selain bisa melakukan pengiriman uang,
nasabah BPR juga bisa melakukan pembayaran listrik dan telepon dengan
sistem online. Ini jelas menjadi nilai tambah BPR dalam memberikan
pelayanan pada nasabahnya. Lalu apa keuntungan bagi BPR? Tentu ada
semacam komisi atau fee based income untuk BPR setiap kali ada transaksi semacam itu. Kalau saja BPR sudah menggunakan TI yang canggih seperti sistem online, maka tidak tertutup kemungkinan, ke depannya BPR akan benar-benar menjadi industri yang kuat, efisien, dan modern.

Selain sitem online tersebut, setiap unit komputer di BPR juga perlu
ditingkatkan performanya. Dengan software yang baik dan bermutu,
BPR juga akan maksimal dalam melakukan pelayanan. Hal inilah
yang coba dikembangkan oleh PT Microsoft Indonesia dengan memberikan program yang paling tepat untuk BPR. Melihat adanya sejumlah keterbatasan di industri BPR, PT Microsoft Indonesia mengeluarkan
produk custom yang dikhususkan untuk perusahaan yang berada pada
level small and medium. Identifikasinya adalah perusahaan yang memiliki personal computer (PC) 1-75 unit.

PT Microsoft Indonesia memililiki solusi yang dirasa lebih murah dibanding membeli solusi enterprise. "Solusi tersebut dinamakan SBS atau Small Business Server yang di dalamnya sudah ada windows server, email server, sequal server (untuk data base), dan ISA server untuk firework atau security," kata Renee Doenggio. Mengingat industri
BPR pada umumnya memiliki sekitar 50-an PC dalam satu kantor cabang, Renee menyarankan agar menggunakan satu sistem saja, yaitu SBS. "Jadi kalau orang menganggap Microsoft itu mahal, mungkin karena tidak tahu solusi yang tepat buat usahanya," kata Renee.

Menurut Ketua DPP Perbarindo Said Hartono, saat ini BPR membutuhkan
solusi teknologi informasi yang sederhana dan bertenaga. Selama
ini, Said menilai bahwa BPR masih kesulitan mendapat vendor yang tepat untuk membangun dan mengembangkan TI di industri BPR. Bayangkan, dari 1.650 anggota Perbarindo (Perhimpunan Bank Perkreditan Indonesia), sedikitnya ada sekitar 30% BPR yang belum menyelenggarakan sistem TI dengan baik.

Beberapa waktu lalu, saat penandatanganan kerja sama antara PT IBM
Indoensia, PT PNM dan Perbarindo, Said sangat berharap melalui kerja sama itu nantinya akan memberi solusi bagi BPR yang belum membangun TI-nya secara mandiri. "Kerangka besarnya adalah membangun tabungan bersama nasional dan sistem layanan informasi bagi nasabah BPR. Kalau bisa juga dibangun interkoneksi nasional yang bisa membangun jaringan tabungan nasional bersama," tutur Said.

Dalam perjanjian kerja sama itu, PT IBM Indonesia akan memanfaatkan
pengalamannya di bidang microfinance untuk mengantarkan transformasi
BPR di Indonesia. IBM juga akan komit dalam penyediaan solusi layanan
perbankan inti yang terintegrasi dan inovatif dengan menggunakan teknologi superior dan solusi perbankan yang disesuaikan. Menurut Suryo Suwignjo Presdir PT IBM Indonesia, solusi yang ditawarkan IBM kepada BPR cukup variatif. Tergantung kebutuhan BPR. "Itu akan kami sesuaikan agar mereka mampu membayar. Kata kuncinya adalah terjangkau," ungkap Presdir PT IBM Indonesia Suryo Suwignjo.

Sukses Berkat Dukungan TI
Di antara sejumlah BPR yang ada, PT BPR Karyajatnika Sadaya (BPR KS) termasuk yang konsen terhadap kemajuan Teknologi Informasi (TI).
Kini, BPR KS terlihat semakin baik pelayanannya. Tak ada lagi antrean
panjang di teller. Nasabah pun puas dengan pelayanan yang diberikan. 

Bergabung dengan jaringan ATM Bersama, sejak 2006, menjadi kunci keberhasilan layanan BPR KS. Dengan kemajuan teknologi, BPR KS setidaknya mampu memberikan benefit kepada nasabah. Misalnya seperti adanya layanan gratis penarikan tunai, transfer, dan cek saldo. Tentu saja dengan bergabungnya BPR KS pada ATM Bersama, membawa keuntungan
tersendiri untuk BPR KS.

"Teknologi yang kami gunakan setara dengan yang digunakan oleh bank umum di mana seluruh cabangcabang kami dapat melakukan seluruh transaksi perbankan secara real time online," kata Andi S. Sudjono,
Head of Development PT BPR Karyajatnika Sadaya. Selain itu, BPR KS juga dapat mengembangkan berbagai layanan seperti ATM, ADM (Automatic
Deposit Machine), SSPP (Self Service Passbook Printer), SMS Banking, dan EDC (Electronic Data Capture). Lewat kemajuan TI-nya pula, BPR KS kini mendapat image positif dari nasabahnya. Selain itu, tentu saja secara pelayanan menjadi lebih efisien dan keamanannya lebih tinggi. 

0 komentar:

Posting Komentar

Informasi Pilihan Identitas:
Google/Blogger : Khusus yang punya Account Blogger.
Lainnya : Jika tidak punya account blogger namun punya alamat Blog atau Website.
Anonim : Jika tidak ingin mempublikasikan profile anda (tidak disarankan).

Profil Facebook Budi Santosa Arief